Version: 1.2

Mendengar dari Tuhan

Other languages:
More information about Indonesian

Tuhan ingin berbicara kepada setiap kita. Tetapi alih-alih kita mendengar-Nya, sering kali kita lebih bergantung pada suara kita sendiri daripada suara-Nya: "Sudahkah aku meminta Tuhan untuk berbicara kepadaku?" "Apakah saya meluangkan waktu untuk mendengarkan Dia?" "Apakah saya siap untuk melakukan apa yang Dia katakan?" Ini adalah persyaratan penting untuk mendengar dari Tuhan dan untuk menjadi lebih dan lebih akrab lagi dengan banyak cara yang seringkali Dia lakukan untuk berbicara pada kita.

Kita menggunakan kata "mendengar" di sini, tetapi kita perlu menyadari bahwa Allah adalah Roh dan Ia menggunakan semua indra kita untuk berkomunikasi dengan kita. Itu berarti kita benar-benar "merasakan" Tuhan.

Setiap orang dapat mendengar sesuatu dari Tuhan. Tetapi untuk mendengar dari-Nya secara teratur dan untuk hidup dalam hubungan dengan Allah, kita perlu dipenuhi oleh Roh Kudus. Kemudian Dia hidup di dalam kita dan semakin membentuk pemikiran dan perasaan kita sehingga kita dapat merasakan dengan lebih jelas apa yang Tuhan ingin katakan kepada kita.

Jika kita merasa seperti tidak menerima apapun dari Tuhan, mungkin saja ada hambatan yang menghalangi komunikasi antara Tuhan dan kita. Bisa jadi ini tentang dosa yang harus kita tinggalkan, pengalih perhatian, atau luka masa lalu. Untuk mendengarkan lebih jelas suara Tuhan kita perlu menghilangkan segala sesuatu yang menjadi penghalang di antara Dia dan kita.

Tujuannya adalah agar kita benar-benar mengenal Tuhan dan hidup erat dengan-Nya sama seperti dengan teman baik.

Apa yang menghalangi saya untuk merasakan Tuhan? Apakah ada area dalam hidup saya dimana saya tidak ingin mendengarkan Tuhan? Mengapa?

{{{1}}}

Cara Tuhan berbicara kepada kita

Alkitab

Alkitab adalah surat Tuhan untuk kita semua dan berisi semua hal utama yang Tuhan ingin kita ketahui (2 Timotius 3:16). Segala sesuatu yang Allah katakan akan sesuai dengan Alkitab.

Orang Lain

Adalah normal jika Tuhan berbicara kepada Anda melalui para pemimpin atau pemerhati Anda. Tetapi seperti saudara/i dalam keluarga Allah, Allah dapat memberi kita kesan/ rema satu sama lain. Seseorang mungkin mendatangi Anda dan kata-katanya untuk Anda sebenarnya ia dapat dari Tuhan.

Pikiran dan kesan batin

Ketika Roh Kudus tinggal di dalam kita, Dia membentuk pikiran kita dan bisa memberi kita kesan/ rema kapan saja. Ini bisa melalui hati nurani kita dan melalui pikiran yang muncul dan mengingatkan kita akan hal-hal yang diinginkan Allah. Atau kita mungkin melihat sesuatu yang datang di pikiran kita yang dengannya Allah ingin menunjukkan sesuatu kepada kita (Kisah Para Rasul 10:10-11).

Peristiwa

Tuhan telah memberi kita mata, telinga, dan pikiran sehingga kita dapat menggunakannya. Terkadang kita melihat seseorang yang harus kita bantu. Ini mungkin cara Tuhan untuk berbicara dengan membuat orang bertemu satu sama lain. Dalam situasi seperti itu pertama-tama kita dapat mengamati dan kemudian bertanya kepada Tuhan apa tanggung jawab kita (Matius 11:2-6; 27:54).

Mimpi

Tuhan dapat berbicara kepada kita saat kita tidur. Kita dapat belajar menafsirkan mimpi untuk memahami apa artinya (Ayub 33:14-17; Kejadian 40:1-41:40; Matius 1:20).

Melalui saluran-saluran ini, hal mana yang Tuhan sering terapkan kepada saya? Bagaimana saya bisa belajar lebih banyak di bidang ini? Di area mana saya ingin belajar merasakan Tuhan?

Tiga suara yang berbeda

Dalam kehidupan kita, kita terus-menerus mendengar suara yang berbeda, jadi kita perlu belajar membedakan dari mana mereka berasal: Dari Tuhan? Dari orang (saya sendiri dan orang lain)? Atau dari iblis?
Ini adalah karakteristik dari suara-suara yang berbeda:

Suara Tuhan Suara orang Suara iblis
  • memberi semangat, penuh cinta, baik, tepat (Roma 12:2)
  • sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab
  • kadangkala tidak menyenangkan: mengakui dosa, memberikan kita tantangan
  • niat: untuk membangun
  • didorong oleh kepentingan sendiri (sadar atau tidak sadar)
  • mengkategorikan menurut pengalaman sendiri: "bagi saya itu seperti ini, jadi itu harus sama untuk orang lain"
  • menakutkan, mengecewakan
  • bertentangan dengan kehendak/ Alkitab Tuhan
  • membuat perselisihan
  • niat: mempermalukan, menyalahkan, menuduh dan untuk menjatuhkan

Latihan: Ambil situasi di mana Anda perlu mengambil keputusan. Bagilah pikiran dan suara yang terhubung dengannya sesuai dengan sumbernya ke dalam tiga kategori yaitu Tuhan, manusia dan iblis.

Membedakan: Apa yang dari Tuhan? (1 Tesalonika 5:19-21)

  • Apa yang dikatakan Alkitab tentang itu? Alkitab adalah otoritas yang paling penting untuk menguji sesuatu. Jika ada sesuatu yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Tuhan dalam Alkitab, maka itu bukan dari Tuhan.
  • Apakah ini baik? Apakah itu selaras dengan karakter Tuhan?
  • Apa yang dikatakan oleh saudara/i seiman tentang hal itu? Jika Anda tidak yakin, mintalah nasihat kepada pemimpin atau pemerhati Anda.
  • How trustworthy is the source I got it from?

Apakah saya merasakan kedamaian akan hal itu? Kedamaian yang dari Allah memberikan kita kemampuan untuk memiliki kepastian batin tentang sesuatu. Demikian juga, keresahan yang terus-menerus bisa menjadi tanda bahwa saya perlu meminta lebih banyak kepada Tuhan untuk mendapatkan kejelasan. Tapi kita seharusnya tidak mengharapkan kepastian 100%. Tuhan tidak ingin mendikte kita setiap detail tentang hidup kita - Dia memberi kita kebebasan untuk membuat pilihan. Dia ingin kita semakin dekat kepada-Nya dengan memercayai-Nya dan dengan bertanggung jawab atas keputusan kita

Penting: Ada beberapa pertanyaan di mana lebih mudah untuk mendengar jawaban Tuhan (Contoh: "Tuhan, siapa yang harus saya ampuni?" "Dosa apa yang masih ada dalam hidup saya dan Engkau inginkan saya untuk bertobat?")
Dengan pertanyaan lain, lebih sulit untuk membedakan suara Tuhan ("Tuhan, siapa yang harus saya nikahi?"), Dan juga, Tuhan mungkin tidak akan menjawab saat ini ("Bagaimana hidup saya 20 tahun ke depan?")
Terkadang kita terjebak untuk terus menanyakan "mengapa?". Seringkali ini tidak membantu kehidupan dan pertumbuhan kita. Atau kita tidak bisa menangani jawabannya sehingga Tuhan tidak akan memberikannya kepada kita.

Pertanyaan apa yang saya tanyakan kepada Tuhan? Apakah itu pertanyaan yang baik?

Dua hal ekstrem tentang berurusan dengan suara Tuhan

Kepercayaan: Tuhan tidak berbicara kepada saya. Semua yang saya dengar adalah dari Tuhan.
Tipikal: "Pikiranku bukan pikiran Tuhan." "Tuhan berkata ..."
"Saya tidak perlu menguji ini."
Kebenarannya: Roh Kudus ada di dalam Anda, itulah sebabnya banyak dari pikiran Anda adalah pikiran Allah! Kita masih manusia dan masih melakukan kesalahan, jadi kita semua terkadang salah mengerti Tuhan.
Saran: Asumsikan bahwa banyak dari pikiran Anda berasal dari Tuhan. Selalu mulai dengan "Saya pikir Tuhan berkata ..."

Dari kedua ekstrem ini, saya memiliki kecenderungan yang mana? Darimana latar belakang ini berasal? Bagaimana saya bisa terbebas dari itu dan meresponi suara Tuhan secara tepat?